Injil YUDAS: Bidat atau Wahyu?

on Jumat, 15 April 2011


            National Geographic Indonesia menceritakan tentang ditemukannya manuskrip Injil Yudas: manuskrip itu ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani di Mesir sekitar tahun 1970, namun temuan itu tidak langsung masuk museum atau perpustakaan ilmiah tetapi hanya dianggap sebagai barang dagangan untuk jangka waktu yang cukup lama, diperjual belikan di sekitar Mesir, Switzerland dan Amerika.

Ketidak percayaan, kecurigaan, penyiksaan mewarnai cerita tersebut. Tetapi yang paling gawat adalah penurunan kondisi dari manuskrip yang berusia 1600 tahun tersebut. Tapi akhirnya bisa diselamatkan meskipun bahan papyrus dari dokumen tersebut telah tercabik-cabik. Para ahli berhasil memperbaiki dan para sarjana terlibat dalam usaha penyelamatan dan penerjemahan dari bahasa koptik yang merupakan terjemahan dari bahasa asli Injil Yudas dalam bahasa Yunani, seperti yang disebutkan oleh uskup Irenaeus dalam tulisannya “adversus Haeresis” dari abad 180 Masehi.

Apa isi Injil Yudas?
Sejauh ini, Injil Yudas telah dikutuk sebagai sebuah bidat oleh uskup Irenaeus sejak tahun 180. Injil ini tidak memasyarakat dalam kekristenan tradisional. Injil Yudas tidaklah seperti cerita-cerita yang biasa kita baca dalam Injil kanonik di Perjanjian Baru. Rangkuman isinya sebagai berikut:

Yudas tidak berkianat kepada Yesus tetapi justru murid Yesus yang paling setia. Yudas hanya melakukan apa yang Yesus perintahkan kepadanya, yaitu menyerahkanNya pada algojo. Bart D. Enrman (seorang ahli sejarah kekristenan mula-mula dari Universitas North Carolina) yang menyatakan, frase kunci di seluruh Injil Yudas adalah perkataan-perkataan Yesus kepada Yudas: “Tetapi kamu akan melebihi mereka semua (murid-murid yang lain), karena kau akan mengorbankan orang yang membungkus Aku.”
Hidup Yesus di dunia ini hanyalah samaran seorang manusia saja. Manusia yang menyediakan baju untuk didiami jiwa Yesus. Tubuh Yesuslah yang akan dikorbankan dan bukan jiwaNya, bukan Tuhan sendiri.

Ini sungguh-sungguh pikiran kaum Gnostik semata. Kaum Gnostik yakin bila tubuh itu jahat dan jiwa itu ilahi. Dan jalan menuju keselamatan adalah melalui pengetahuan rahasia (gnosis dalam Yunani) yang Yesus ajarkan. Pengetahuan rahasia menunjukkan bagaimana manusia bisa melepaskan diri dari penjara tubuh mereka yang bersifat materi untuk kembali ke hal yang bersifat rohani dan ilahi darimana ia datang. Menurut aliran Gnostik, Yesus mengajarkan ajaran tingkat tinggi ini hanya kepada para muridNya dan Yudas sangat memahami rahasia Yesus dan ia sendirilah yang melakukan apa yang Yesus kehendaki.
Kaum Gnostik percaya bila “tubuh itu jahat, penciptaan itu jahat, yang merupakan hasil pekerjaan Tuhan yang lebih rendah, Tuhan dimasa Perjanjian Lama, Tuhannya kaum Yahudi.” Hal ini tentu bertentangan dengan kepercayaan gereja Kristen. Maka menjadi wajar bila kemudian Uskup Irenaeus dan juga Athanasius dan Epiphanius mengutuk Injil tersebut sebagai ajaran sesat atau bidat. Karena konsekuensi kepercayaan Gnostik seperti ini sangat merusak kehidupan kita didunia. Akan apa jadinya hidup kita dan dunia ini, bila kita menganggap hidup sama sekali tidak ada nilainya? (Sumber: Liem Khiem Yang, Profesor emeritus PB, Mantan rektor STT Jakarta, Ketua Yayasan LAI, Warta Sumber Hidup (Sep-Des’06)

0 komentar:

Posting Komentar